Menjelajah Situs Keramat Puncak Gunung Manglayang

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Suasana keruh dan penat kota memaksa saya untuk menyingkir sejenak dari keramaian kota dan hasrat untuk menenangkan diri serta melepas beban bersama alam menuntun niat untuk menuju Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung Timur. Setelah mengontak seorang sahabat yang kebetulan tinggal di daerah sekitar kaki gunung manglayang, akhirnya ditentukan hari sabtu 28 Mei untuk mendaki Puncak Manglayang.

28 Mei 2011

Jam 5 Pagi saya dah bangun mandi n siap-siap go ke cibiru, setelah malem packing, terus memilih berangkat pagi jam setengah 6 biar gak kesiangan saat mendaki ( + gak ketilang polisi kalau ada razia ) maklum motor butut pajak gak kebayar 4 tahun, sudah muak bayar pajak, bayar pajak tapi dikorupsi sama oknum aparat yang tidak bertanggung jawab (hehehe…padahal kagak saya kagak punya duit buat bayar pajak).

Nabrak Mobil di Jalan.

Oke jam setengah 6 cabut sama Rina, berdua naik si biru..teng..teng…teng…motor ane gas…sambil sesekali ngebut….
sial diperjalanan di ujung berung saya nabrak mobil dan alhasil jatuh tak terhindarkan. kejadian terjadi saat didepan saya ada mobil sedan dan saya mau nyalip dari sebelah kanan, sial saat ancang-ancang dah disiapkan dan gas kenceng-kenceng tiba-tiba dari sebelah kanan ada angkot nyalip dan gak mau ngalah, ya sudah saya injek rem dan belok kekiri lagi akhirnya nabrak mobil sedan yang tadi didepan saya…Jebbreeeetttt…gubrakkkk…
bemper mobil penyot…saya n rina jatuh untung motor gak nimpa kita berdua. setelah jatuh langsung saya bangun cepet-cepet n angkat motor ke pinggir. alhamdulillah tidak ada cedera yang berat, motor saya sih body-nya pretel ( lepas2). hmmm….disini neh si bapak yang punya mobil ngedatengin saya n ngomel-ngomel kayak setan kesurupan gara-gara mobilnya penyok karena saya tabrak…hahaha….ya udah akhirnya saya ngalah karena emang saya yang salah nabrak mobil si bapak, dan alhasil saya harus gantiin biaya perbaikan mobilnya.

Jam 7.30 akhirnya kita sampai di rumah sahabat yang dicibiru, saya biasa panggil kang andri. rumah yang asri di depan dan samping dikelilingi sawah. mantaps…
setelah sarapan dengan bubur ayam di rumah kang andri, jam 8.30 kita mulai berangkat menggunakan motor menuju batu kuda yang merupakan titik awal pendakian bila melalui batu kuda. sampai di gerbang pendakian jam 9 dan langsung start mendaki, 3 orang mulai mendaki yaitu saya, rina dan kang andri.

Mulai Pendakian
pendakian dimulai tanpa jalanan datar alias langsung menanjak terus. praktis napas dan dengkul langsung terasa berat. kang andri sang petualang senior saya yang udah lama gak naek terlihat ngos-ngosan, tapi semangatnya yang saya salutin, walaupun napas berat tapi spiritnya besar. Rina berjalan duluan didepan, cewek satu-satunya diantara kami memang terlihat tangguh dan lincah melangkahkan kakinya menanjaki jalanan yang terjal, saya ditengah dan kadang-kadang saya dibelakang, maklum yang kebagian pegang kamera saya ya jadi harus mencari yang pas untuk ngambil gambar, dari belakang ke depan, ke depan ke belakang lagi, hehehe…..

Awal Pendakian Gunung Manglayang

Diperjalanan tak lupa saya mengabadikan gambar batu besar yang ternyata digunakan untuk persembahan, karena
dibawah batu terlihat kelapa muda dan bekas rokok yang kalau diperhatikan seperti sesajen.
Batu Besar & Sesajen Di Gunung Manglayang

Tanjakan GUnung Manglayang

Puncak Utama Manglayang
perjalanan 1 1/2 jam dilewati dengan menanjak dan setelah beberapa kali istirahat barang sekedar untuk mengambil napas sebentar dan akhirnya sampai di puncak jam 10.30, dan di puncak kami bertemu dengan kawan-kawan dari IPDN yang sedang melakukan survey untuk kegiatan mereka. langsung kami memperkenalkan diri dan tegur sapa. saya langsung keluarin air minum dan snack, makan bareng kawan-kawan dari IPDN.
Puncak Utama manglayang berbeda dengan puncak-puncak gunung lainnya, disini puncaknya rimbun dan tidak terbuka, asri. sehingga tidak ada view awan dan pemandangan luas melihat panorama alam disekitar gunung manglayang. areanya luas kira-kira sebesar 2 kali lapangan volley. terlihat 2 buah makam yang konon merupakan makam keramat dan sudah tua usianya. ( gw kurang tau tu makam siapa)
Berfoto Bersama Kawan-kawan dari IPDN di Puncak Manglayang

Makam Di Puncak Manglayang


Batu Gantung & Nyaris jatuh Ke jurang
.
Oke setelah foto-foto dengan kawan-kawan dari IPDN , kami melanjutkan perjalanan menurun menuju puncak sisi yang menurut info dari sana kita bisa melihat panorama dan pemandangan awan dan hamparan gunung serta hamparan bandung, cileunyi, jatinangor. benar saja ketika sampai dipuncak sisi yang kurang lebih 15 menit dari puncak utama, terlihat panorama yang indah, awan menggantung, dan melihat kota bandung yang orange (orange atap genteng…hehehe). dari puncak sisi ini terdapat jalur pendakian barubereum dari jatinangor.
Gw & Rina Berpose di Puncak sisi Manglayang

Ups, kaki kang andri berdarah dibagian tumit dan pergelangan telapak kaki, ternyata pacet telah berhasil menyedot darahnya. saya jadi risih juga dan cek kaki, hahaha..2 ekor pacet asyik menempel dibetis…sialan…gemuk gitu alias kenyang nyedot darah, saya ambil tembakau dan korek untuk melepaskan gigitan si pacet. rina yang terlihat bebas dari serangan pacet sialan.
Pacet Khas Manglayang

Setelah makan nasi dan foto-foto, kami memutuskan untuk mencoba jalur turun melalui batu gantung karena malas untuk balik lagi ke jalan puncak utama yang harus menanjak dulu untuk turun. saya yang didepan kebagian untuk mengecek jalan bisa dilaui atau tidak, kang andri & rina mengikuti dari belakang. namun aneh, ketika 30 meter berjalan, jalanan semakin mengecil dan kiri kanan jurang yang curam, akhirnya saya suruh kang andri dan rina untuk stop menunggu saya untuk mengecek jalur, wow…akhirnya jalanan menurun yang curam dan berbatu mengerucut dan mentok di tebing dan saya simpulkan jalanan tidak bisa dilalui untuk turun. saya kembali lagi ke atas, naik dengan merangkak, karena jalanan terjal selebar 2 kali keramik lantai (60cm), dan batu-batu yang licin. brakkkkk…ternyata tanah yang saya injak longsor kebawah, dan kaki kanan saya menggantung dijurang, sementara badan saya tertahan oleh kaki kiri saya yang masih diatas jalanan dan tangan saya tidak memiliki pegangan sedikitpun. dag dig dug….jantung berdetak kencang, pelan-pelan saya geser badan saya ke setapak jalanan diatas…saya bersyukur tidak jatuh ke jurang, nyaris saja. saat itu saya jadi inget kata sobat saya kalau saya itu orangnya kurang hati-hati, suka grusak grusuk. hmmm…kaki saya gemetar dan kembali keatas untuk bergabung bersama kang andri dan rina yang sudah duluan di area safety di ujung rerimbunan hutan antara jalan terjal. dan sudah bisa saya tebak mereka tidak bisa melihat saya saat terperosok tadi. saat itu jam menunjukan pukul 12.15.

Perjalanan Turun melalui jalur pendakian awal.
Akhirnya kami memutuskan untuk kembali melalui jalur yang kami gunakan mendaki untuk digunakan turun. pada saat turun barulah saya ceritain ke kang andri dan rina kalau saya terperosok tadi. dan mereka malah ketawa…sumpret. diperjalanan kami menemukan seekor hewan aneh berwarna hitam yang mirip cacing tapi besar sebesar jempol kaki. berjalan ditengah jalanan, dengan sebatang ranting saya singkirin hewan itu dari jalan, setelah saya singkirin ternyata hewan itu lebih mirip ular karena bagian bawah badannya memiliki corak yang berbeda dengan punggungnya, bergaris-garis berwarna lebih cerah dari warna punggungnya yang hitam bergaris garis seprti bersisik. jam 13.15 kami sampai dipuncak utama istirahat 15 menit minum, dan ternyata kami baru sadar air minum tinggal setengah botol aqua kecil. huft..harus berhemat. jam 13.30 perjalanan dilanjutkan turun, dan ternyata kami terheran-heran, nah loh gimana cara kami naik tadi ternyata jalur yang kami gunakan untuk naik tadi curam dan licin, hal ini membuat kami terpaksa berjalan agak jongkok agar tidak terpeleset jatuh. Hahaha…diperjalanan turun beberapa kali rina terjatuh karena terpeleset di jalanan yang licin. berbeda dengan jalan naik, kami lebih terlihat ceria saat turun, ya iyalah…bayangin aja naik terjal napas aja susah apalagi ngobrol…hahaha.

Perjalanan Turun dari Puncak Manglayang

Jam 14.30 kami sampai di gerbang dan mampir ke warung beli minum dan tentunya ngerokok dulu…hahaha!!! perjalanan yang menegangkan dan menyenangkan dalam 1 hari ini. The Adventure Will Never Die’s !!!!

Facebook Comments