Tahun Baru Dalam Buaian Gunung Burangrang

Facebooktwitterredditpinterestlinkedinmail

Judulnya agak romantis : Tahun Baru Dalam Buaian Gunung Burangrang 😀

Baru saja saya meletakkan punggung diatas kasur mencoba rebahan sebentar karena capek setelah melakukan perjalanan dari banjar ke bandung, huh 4 jam lebih, panas bokong, sakit pinggang, pedes mata. hahaha tapi kagak begitu capek sih, sambil dibarengi rasa seneng, hehehe maklum perjalanan 4 jam setengah bersama motor baru. ( P.A.M.E.R )

Lep,lep,lep…mata dah moe merem aja neh. tiba-tiba HP berdering sms dari mpie nagajakin naek ke gunung burangrang, busyet dah…
capek euy.
tapi mpie terus merayu dengan nada bersemangat, ” Hayu lah kang, bete neh dikota taun baru “, begitulah kira-kira rengekannya di sms.
hmmm, oke deal, akhirnya tanpa berlama-lama, langsung ganti baju, n packing isi ransel, gila belum nyampe setengah jam istirahat langsung berangkat lagi.
Oke setelah semua fix n peralatan sudah lengkap, saya, mpie, nunung, dan herman suherman berangkat dari kampus hari jumat tanggal 31 desember 2010 menjelang malam tahun baru, tapi setelah mempertimbangkan waktu akhirnya kami memutuskan untuk terlebih dahulu ngecamp di kaki gunung burangrang ( Lawang Angin ), karena memang saat kami berangkat waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan tentunya perjalanan dari kampus sampai ke lawang angin saja sudah memakan waktu 2 jam, belum lagi ditambah macet karena ramai tahun baru.
Rute perjalanan dimulai dari kampus UNIKOM, kemudian jalan kaki sampai simpang dago terus naik angkot jurusan Caheum – Ledeng Rp. 2500,-. Sesampai diterminal ledeng kami bertemu dengan rombongan dari temen-temen PA UNPAD Jatinangor, dan kebetulan mereka ingin menuju ke curug layung yang masih sama daerah antara seputaran kaki gunung burangrang dan tangkuban perahu. awalnya mereka moe naek ojek sampe sana dengan biaya Rp. 20.000,-, ( wow…biaya yang sangat mahal jika dibandingkan dengan naek angkot yang cuma Rp. 3.000,- ), akhirnya kami mengajak mereka untuk bersama-sama naek angkot jurusan Terminal Ledeng – Parongpong. kemudian dari parongpong dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 1 jam menuju lawang angin, perjalanan melewati, villa bunga – curug bugbrug – CIC – Lawang Angin.
kami berpisah dengan temen2 dari unpad di lawang angin, karena mereka ingin langsung menuju curug layung.

lawang angin menuju gunung burangrang

Bersama Rombongan PA UNPAD di Lawang Angin

hmmm…oke setelah photo-photo bareng akhirnya kita berpisah disini. kami ber-empat langsung mencari lokasi yang strategis untuk mendirikan tenda, dan setelah si mpie kelilingan akhirnya kita menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda dengan view pemandangan cahaya lampu kota bandung, lembang, dan cimahi. Tenda telah berdiri, makanan yang dimasak oleh nunung siap dimakan. Sambil makan dan diselingi senda gurau, melihat pemandangan kota bandung dimalam hari, hmmm…sungguh keindahan yang tak pernah bisa didapat di kehidupan tengah-tengah kota.
karena kelelahan saya memutuskan untuk tidur duluan, dan saya biarin mereka ngobrol ketawa ketiwi diluar tenda, sepertinya mereka sedang menunggu menyaksikan pesta kembang api ditengah kota bandung dari ketinggian lawang angin. hah..lagian ini yang ketiga kalinya saya ngecamp taun baru disini. ga papalah lebih baik istirhata untuk mempersiapkan fisik untuk pendakian burangrang besok.

Tak terasa pagi sudah datang, kami berempat sudah bangun, makan, dan packing untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak burangrang. oke tim memastikan peralatan dan perlengkapan, akhirnya kami berangkat, menuju pintu gerbang komando latihan kopasus, setelah membayar uang masuk, dan mengisi form pendakian, kami mulai perjalanan.

dsc05300

Mulai nanjak, setelah melewati hutan pinus

Tak ada satupun dari kami yang tau rute ke puncak secara pasti, dengan berbekal hasil googling dan artikel-ertikel di internet, mulut dan mata, hehehe…maksudnya tanya sana-sini, dan kebetulan banyak beberapa tim yang terlihat turun selesai mendaki dipuncak burangrang. inilah alasan kami berani untuk meneruskan pendakian, karena memang ramai.

dsc05314

Nanjak terus

Dengan kesabaran, tawa canda ditengah perjalanan kami, 2,5 Jam akhirnya kami sampai juga dipuncak burangrang, dan kebetulan pada saat ditengah pendakian kami berbarengan dengan rombongan lain dari bandung juga, tapi mereka tidak untuk ngecamp dipuncak, maksudnye P.P alias pulang pergi…hahaha.

dsc05340

begitu sampai dipuncak  langsung berpose…cekrek…cekrek…1, 2 photo diambil…

dsc05358

Puncak 1 Burangrang

ternyata banyak juga rombongan yang naik kepuncak burangrang, tapi kebanyakan dari mereka tidak ngecamp, alias langsung turun lagi. hanya ada satu yang ngecamp, eh maksudnya 2, yaitu kami dan seorang bapak-bapak dan anaknya yang masih kelas 3 SD, wuihhhh mantaps masih kelas 3 SD tapi udah diajak mendaki gunung, entar deh law saya pny anak saya ajakin ngedaki juga, sampe ke HIMALAYA, Amiiiiiinnnnnn.

Malem jam tangan menunjukkan pukul 3 sore, dan sekarang hanya tinggal kami berempat di tugu puncak burangrang dan si bapak dan anaknya menge-camp agak kebawah dikit dari puncak , hahaha, saya lupa bercerita ternyata perbekalan air kami sangat menipis tinggal 1 botol aqua ditambah diatas tidak ada air sama sekali, hmmm…its no problem, kami sadar karena itu sudah menjadi resiko seorang pendaki harus bisa survive dalam kondisi apapun… untuk mengurangi konsumsi air akhirnya kami memilih untuk bermain games yang menghibur tentunya, sambil bercanda tawa, terlihat si nunung menjadi bulan-bulanan kami, karena memang dia sendirian cewek diantara kami, habis lah dia digodain ma mpie,hahahah…. hingga tak terasa malam mulai menjemput.

Kondisi cuaca dari siang sampai malam masih sama, berkabut dan berangin. mpie menghidupkan perapian, ayu n herman sibuk poto-poto, saya masak. tarararart makanan siap disantap, ketika kami sedang makan tiba-tiba keanehan terjadi, tiba-tiba tercium wangi bunga kantil semerbak. dan semuanya mencium bau yang sama, akhirnya kami puuskan untuk cepat menyelesaikan makan, dan buru-buru masuk tenda, dan tidur. hahahaha….serem loh….!!!!

malam hari kami dihiasi kecemasan dan ketakutan, 1 ketakutan akan wewangian tadi, 2 angin bertiup sangat hebat seperti ingin merobohkan tenda kami, dan yang lebih saya takutin bukan masalah wewangian horor tadi, tapi ketakutan akan badai yang siap menerjang kami. tapi alhamdulilah setelah pagi datang tidak terjadi seperti hal yang ditakutkan, Selamat pagi dunia……wow pemandangan yang sangat bagus dari puncak burangrang, walaupun masih berkabut, tapi sedikit-sedikit terlihat tatanan kota bandung, lembang, dan situ lembang, dan puncak tangkuban perahu.

Kecemasan tadi malam akhirnya terbukti dan hampir terjadi, apakah itu ? ya…tenda saya memang gak roboh, tapi framenya sudah patah dan hampir saja tak mampu menahan tenda saya untuk berdiri. untunglah semuanya masih selamat.
Jam menunjukkan pukul 09.00 kami bersama bapak yang ngecamp dibawah, memutuskan untuk turun melalui jalur belakang ( lupa lagi namanya ) yang pasti gak lewat jalur lawang angin, kalau boleh saya bilang ne jalur bisa dianalogikan kalau lewat lawang angin lewat depan , nah ni jalur lewak belakang, seperti jalur cibodas dan jalur putri law di gunung gede.

hmmmm…ternyata jalur ini tak lebih baik dari jalur lawang angin, sudah tandus, kering panas, jauh memutar, dan jauh dari angkot. tapi tak apa karena niat kami adalah mengetahui seluruh jalur pendakian keburangrang. nikmati ajha coy….!!!

hahahaha….kami tiba diperkampungan, lupa lagi namanya….tapi jalanan disana seperti tak ada ujungnya, dan kami tak menemukan ada tanda-tanda angkot, hmmmm tapi kalau melihat gunung burangrang sepertinnya kami mengitari kaki gunung menuju parongpong lagi neh….wah….ga bener neh…. dan ternyata benar sajha ketika ditengah perjalanan kami menumpang angkutan mobil sayur milik warga, dan ternyata benar angkot dapat kami temui hanya diparongpong….hahahahaha….ble’e…

dsc05536

Naik colback

Sungguh perjalanan yang berbeda, tak seperti perjalanan sebelum-sebelumnya, kali ini lebih asyik, menyenangkan, gak ngerasa lelah sedikitpun, walau dengan beberapa kesulitan mulai dari persediaan air yang hanya cukup wat minum 2 gelas, badai dimalam hari, sampai menyusuri jalan tak berujung,,,,but tetep Hambbbreeeuuuaaasssiia kalau kata si mpie mah getoe….hehehe…

Facebook Comments